بسم الله الرحمن الرحيم
Ditulis oleh: Abu Fahd Fuad bin Mukiyi (Pelajar di Darul Hadits Dammaj) -semoga Alloh menjaganya-Selesai 24 Romadhon 1431 Hijriyyah
Muqoddimah
الحَمْدُ لِله حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَما بَعْدُ:
Berkata Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam:
لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ يَوْمٌ أَوْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ
“Tidaklah datang kepada kalian hari atau zaman kecuali setelahnya lebih jelek.” [HR. Al-Bukhori (no.6657) Ahmad (no.12838) dari Anas radhiyAllohu 'anhu]
Termasuk dari musibah yang menimpa kaum
muslimin di zaman sekarang ini adalah dimasukkannya aqidah rusak yang
di ambil orang-orang kafir, melalui berbagai cara untuk membuat generasi
kaum muslimin ragu dari perkara yang jelas dari agama mereka.
Dan salah satu dari pemikiran rusak tersebut adalah tentang tetapnya (diam) matahari dan berputarnya bumi yang di ambil dari pendapat orang-orang kafir. Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata tentang orang-orang kafir:
إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِندَ اللّهِ الَّذِينَ كَفَرُواْ فَهُمْ لاَ يُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Alloh ialah orang-orang yang kafir, yang mereka itu tidak beriman.” [QS. Al-Anfal:55]
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ
الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا
أُوْلَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir
Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka
Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk
makhluk.” [QS. Al-Bayyinah:6]
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لاَ يُؤْمِنُونَ – خَتَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عظِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang kafir,
sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri
peringatan, mereka tidak juga akan beriman.
Alloh telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. dan bagi mereka siksa yang Amat berat.” [QS. Al-Baqoroh:6-7]
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللّهِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ – خَالِدِينَ فِيهَا لاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنظَرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang kafir dan
mereka mati dalam Keadaan kafir, mereka itu mendapat la’nat Alloh, Para
Malaikat dan manusia seluruhnya.
Mereka kekal di dalam la’nat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh.” [QS. Al-Baqoroh:161-162]
قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَى جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمِهَادُ
Katakanlah kepada orang-orang yang
kafir: “Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke
dalam neraka Jahannam. dan Itulah tempat yang seburuk-buruknya.” [QS. Ali ‘Imron:12]
فَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُواْ فَأُعَذِّبُهُمْ عَذَاباً شَدِيداً فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَا لَهُم مِّن نَّاصِرِينَ
“Adapun orang-orang yang kafir, Maka
akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di
akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong.” [QS. Ali ‘Imron:56]
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَمَاتُواْ وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَن يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِم مِّلْءُ الأرْضِ ذَهَباً وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُوْلَـئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُم مِّن نَّاصِرِينَ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir
dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, Maka tidaklah akan
diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun Dia
menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. bagi mereka Itulah siksa
yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.” [QS. Ali ‘Imron:91]
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَاراً كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُوداً غَيْرَهَا لِيَذُوقُواْ الْعَذَابَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَزِيزاً حَكِيماً
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir
kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka.
Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit
yang lain, supaya mereka merasakan adzab. Sesungguhnya Alloh Aziz Hakim
(Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).” (QS.An-Nisaa’:4)
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ اللّهِ قَدْ ضَلُّواْ ضَلاَلاً بَعِيداً – إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَظَلَمُواْ لَمْ يَكُنِ اللّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلاَ لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيقاً
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Alloh, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir
dan melakukan kezholiman, Alloh sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa)
mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka.” [QS. An-Nisa’:167-168]
وَالَّذِينَ كَفَرُواْ وَكَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا أُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.” [QS. Al-Maidah:10]
مَّثَلُ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لاَّ يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُواْ عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلاَلُ الْبَعِيدُ
“Orang-orang yang kafir kepada
Robbnya, amalan-amalan mereka adalah seperti Abu yang ditiup angin
dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat
mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di
dunia). yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” [QS. Ibrohim:18]
Dan begitulah keadaan orang kafir
sebagaimana dalam Al-Qur’an, apakah setelah ini kaum muslimin mau
mengambil perkataan mereka serta meninggalkan dalil-dalil dari
Al-Qur’an!!??
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” [QS. Al-Baqoroh:2]
لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنزِيلٌ مِّنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
“Yang tidak datang kepadanya (Al
Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang
diturunkan dari Rabb Hakim Hamid (yang Maha Bijaksana lagi Maha
Terpuji).” [QS. Fushilat:42]
Dan dalil-dalil yang menunjukkan tentang
bathilnya pendapat mereka sangatlah banyak, akan tetapi dalil yang
banyak itu tidaklah mencukupkan mereka dari hal itu.
قُلِ انظُرُواْ مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَن قَوْمٍ لاَّ يُؤْمِنُونَ
Katakanlah: “Perhatikanlah apa yaag
ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan
Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman.” [QS. Yunus:101]
Maka tidaklah pantas seorang muslim
untuk memiliki pilihan lain setelah Al-Qur’an dan As-Sunnah menunjukkan
demikian dan mengambil pendapat manusia. Alloh subhanahu wa ta’ala
berkata:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْراً أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً مُّبِيناً
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki
yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah
dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka
pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai
Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.” [QS. Al-Ahzab:36]
Berkata Asy-Syafi’i t: “Kaum muslimin
tentang bahwasanya barang siapa yang telah jelas padanya sunnah
Rosululloh ` tidak boleh di tinggalkan karena perkataan seorang dari
manusia.” [lihat “Ilamul Muwaqqin” (1/7)]
عَلَيْكَ بِطُرُقِ الهُدَى وَ لاَ يَضُرُّكَ قِلَّة السَّالِكِيْنَ
وَ إِيَّاكَ وَ طُرُق الضَّلاَلَةُ وَ لاَ تَغْتَرُّ بِكَثْرَةِ الهَالِكِيْنَ
Tetapilah jalan petunjuk
Dan janganlah terpengaruh dengan sedikitnya orang yang mengikuti
Dan janganlah tertipu dengan banyaknya orang yang dibinasakan
Dan hati-hatilah dari jalan jalan menyesatkan
Dan pada risalah kecil ini kami berharap bisa memberikan faedah dan memahamkan kaum muslimin kepada pemahaman yang benar.
Bab 1
Dalil tentang berputarnya Matahari
Dalil tentang berputarnya Matahari
Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
“Dan matahari berjalan ditempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan Al-‘Aziz Al-‘Alim (yang Maha Perkasa
lagi Maha mengetahui).” [QS. Yasin:38]
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Ibrohim berkata: Sesungguhnya Alloh
menerbitkan matahari dari timur, Maka terbitkanlah Dia dari barat, lalu
terdiamlah orang kafir itu; dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zholim.” [QS. Al-Baqoroh:258]
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
اللّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأَجَلٍ مُّسَمًّى يُدَبِّرُ الأَمْرَ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لَعَلَّكُم بِلِقَاء رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
“Alloh-lah yang meninggikan langit
tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di
atas ‘Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar
hingga waktu yang ditentukan. Alloh mengatur urusan, menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini Pertemuan (mu) dengan
Robbmu.” [QS. Ar-Ro’d:2]
وَسَخَّر لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَآئِبَينَ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
“Dan Dia telah menundukkan (pula)
bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya);
dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” [QS. Ibrohim:33]
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى وَأَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa
Sesungguhnya Alloh memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang
ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing
berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Alloh
Khobir (Maha mengetahui) apa yang kamu kerjakan.” [QS. Luqman:29]
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُّسَمًّى
“Dia memasukkan malam ke dalam siang
dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan,
masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.” [QS. Fathir:13]
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
“Dia menciptakan langit dan bumi
dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan
menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan,
masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah Dialah
Al-‘Aziz Al-Ghoffar (yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun).” [QS. Az-Zumar:5]
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَـذَا رَبِّي هَـذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ
“Kemudian tatkala ia melihat
matahari terbit, Dia berkata: Inilah Robbku, ini yang lebih besar. Maka
tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: Hai kaumku, Sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” [QS. Al-An’am:78]
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
أَقِمِ الصَّلاَةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوداً
“Dirikanlah sholat dari sesudah
matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat)
fajr. Sesungguhnya sholat fajr itu disaksikan (oleh malaikat).” [QS. Al-Isro:78]
Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:. وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَت تَّزَاوَرُ عَن كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَت تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِّنْهُ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ مَن يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُ وَلِيّاً مُّرْشِداً
“Dan kamu akan melihat matahari
ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila
matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada
dalam tempat yang Luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) Alloh. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh
Alloh, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang
disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun
yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” [QS. Al-Kahfi:17]
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Tidaklah mungkin bagi matahari
mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. dan
masing-masing beredar pada garis edarnya.” [QS. Yasin:40]
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ
“Maka bersabarlah kamu terhadap apa
yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Robbmu sebelum terbit
matahari dan sebelum terbenam(nya).” [QS. Qof:39]
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ` «مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللهُ عَلَيْهِ «
Dari Abu Huroiroh radhiyAllohu ‘anhu berkata: bersabda Rosululloh `: “Barang siapa yang bertaubat sebelum menculnya matahari dari barat, Alloh akan menerima taubatnya.” [HR. Muslim dalam “Ad-Dzikr..” (no.2703)]
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ` « لأَنْ أَقُولَ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَالله أَكْبَرُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ «
Dari Abu Huroiroh radhiyAllohu ‘anhu berkata: bersabda Rosululloh `: “Kalau
aku mengucapkan: SubhanaAlloh, Alhamdulillah, La ilaha illa Alloh dan
Allohu Akbar lebih aku sukai dari pada terbitnya matahari.” [HR. Muslim (no.2695)]
عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ` « لاَ تُرْسِلُوا فَوَاشِيَكُمْ وَصِبْيَانَكُمْ إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْبَعِثُ إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ «
Dari Jabir radhiyAllohu ‘anhu berkata: bersabda Rosululloh `: “Janganlah
engkau menyuruh suruhan dan anak kalian ketika matahari telah tenggelam
sampai hilang awal malam, karena Syaithon keluar ketika matahari
tenggelam sampai hilang awal malam.” [HR. Muslim (no.2031)]
Dan dalil dari As-Sunnah banyak sekali, dan pada hal ini cukup bagi orang yang mau mengambil pelajaran.
“Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang yang mempunyai wawasan.” [QS. Al-Hasyr:2]
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَن كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ
“Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang
mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia
menyaksikannya.” [QS. Qof:37]
Bab 2
Dalil Tentang Diamnya Bumi
Dalil Tentang Diamnya Bumi
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ فِرَاشاً وَالسَّمَاء بِنَاء وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقاً لَّكُمْ فَلاَ تَجْعَلُواْ لِلّهِ أَندَاداً وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan)
dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan
sekutu-sekutu bagi Alloh, Padahal kamu mengetahui.” [QS. Al-Baqoroh:22]
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
أَلَمْ يَرَوْاْ كَمْ أَهْلَكْنَا مِن قَبْلِهِم مِّن قَرْنٍ مَّكَّنَّاهُمْ فِي الأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّن لَّكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاء عَلَيْهِم مِّدْرَاراً وَجَعَلْنَا الأَنْهَارَ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُم بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِن بَعْدِهِمْ قَرْناً آخَرِينَ
“Apakah mereka tidak memperhatikan
berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, Padahal
(generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, Yaitu
keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan
hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di
bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri,
dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.” [QS. Al-An’am:6]
Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:
وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الأَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan
kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber)
penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” [QS. Al-A’rof:10]
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَاراً وَمِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan Dia-lah Robb yang membentangkan
bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. dan
menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Alloh
menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kebesaran Alloh) bagi kaum yang memikirkan.” [QS. Ar-Ro’d:3]
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
وَأَلْقَى فِي الأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَاراً وَسُبُلاً لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung
di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia
menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.”
[QS. An-Nahl:15]
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجاً سُبُلاً لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini
gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka
dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar
mereka mendapat petunjuk.” [QS. Al-Anbiya’:31]
Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:
أَمَّن جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَاراً وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَاراً وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزاً أَإِلَهٌ مَّعَ اللَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Atau siapakah yang telah menjadikan
bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di
celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk
(mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah
disamping Alloh ada Tuhan (yang lain)? bahkan (sebenarnya) kebanyakan
dari mereka tidak mengetahui.” [QS. An-Naml:61]
Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ
“Dia menciptakan langit tanpa tiang
yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan)
bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan
padanya segala macam jenis binatang. dan Kami turunkan air hujan dari
langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang
baik.” [QS. Luqman:10]
وَلَكُمْ فِي الأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ
“Dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” [QS. Al-Baqoroh:36]
إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ أَن تَزُولَا وَلَئِن زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِّن بَعْدِهِ إِنَّهُ كَانَ حَلِيماً غَفُوراً
“Sesungguhnya Alloh menahan langit
dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap
tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Alloh.
Sesungguhnya Dia adalah Halim Ghofur (Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun).” [QS. Fathir:41]
Bab 3
Fatwa ‘Ulama tentang tetapnya bumi
Fatwa ‘Ulama tentang tetapnya bumi
Berkata Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin
-semoga Alloh merahmatinya-: “Karena Alloh subhanahu wa ta’ala
menjadikan bumi ini diam yang agar manusia berdiam di atasnya, dan yang
seperti ini meniadakan bahwa bumi bergerak. Dan bagaimanapun itu,
sesungguhnya menyibukkan diri dengan hal seperti ini tidak ada dalamnya
faedah yang besar, maka kalau di katakan kalau bumi itu bergerak, maka
dia berada pada dalam keadaan diam yang sempurna, dan ini menunjukkan
tentang kesempurnaan kekuasaan Alloh subhanahu wa ta’ala. Dan kalau
tidak bergerak , maka Allohlah yang menciptakannya serta menjadikannya
tenang tidak bergerak. Akan tetapi sesuatu yang aku pandang yang itu
harus adalah meyakini bahwasanya mataharilah yang mengelilinya bumi,
dengan itulah terjadi pergantian siang dan malam, karena Alloh
menyandarkan terbit dan tenggelam kepada matahari, Alloh subhanahu wa
ta’ala berkata:
“Dan kamu akan melihat matahari
ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila
matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri.” [QS. Al-Kahfi:86]
Dan empat sifat perbuatan itu semuanya
di sandarkan ke matahari: apabila terbit, apabila tenggelam, condong dan
menjauhi. Semua perbuatan itu di sandarkan ke matahari. Dan asal bahwa
perbuatan tidak di sandarkan kecuali kepada pelakunya atau orang yang
melakukannya, yakni orang yang melakukan perbuatan ini. Maka tidak di
katakan: Zaid mati dan yang di maksudkan adalah ‘Amr mati. Dan tidak di
katakan: Zaid berdiri dan yang di maksudkan ‘Amr berdiri. Maka ketika
Alloh subhanahu wa ta’ala mengatakan: “Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit” maka
bukan maknanya bahwasanya bumi berputar sampai kita melihat matahari,
karena kalau bumi yang berputar, maka terbitnya matahari akan
berbeda-beda dengan perbedaan putaran…-sampai perkataan beliau t- dan
dzohir Al-Qur’an dan As-Sunnah menunjukkan bahwasanya perbedaan malam
dan siang di sebabkan karena berputarnya matahari mengelilingi bumi. Dan
inilah yang wajib bagi kita untuk meyakininya…” [lihat “Fatawa Nur ‘ala
Darb” Ibnu ‘Utsaimin t(4/7)]
Berkata Asy-Syaikh Bin Baz -semoga Alloh
merahmatinya-: “Adapun berputarnya bumi, aku telah mengingkari dan
menjelaskan dalil-dalilnya tentang batalnya hal tersebut, akan tetapi
aku tidak mengkafirkan orang yang mengatakan demikian. Hanya saja aku
mengkafirkan yang mengatakan matahari tetap tidak beredar karena
perkataan ini bertentangan dengan sesuatu yang jelas dari Al-Qur’an
Al-Karim dan As-Sunnah Muthohharoh Ash-Shohihah yang keduanya menunjukkan tentang bahwasanya matahari dan bulan beredar…” [lihat “Majmu’ Fatawa Ibnu Baz” (9/228)]
Berkata Asy-Syaikh Sholih Al-Fauzan
-semogag Alloh menjaganya-: “Alloh telah mengabarkan bahwasanya bumi ini
diam dan matahari berputar…” [lihat “I’anatul Mustafid” (4/86)]
Bab 4
Ijma’ tentang tetapnya bumi
Ijma’ tentang tetapnya bumi
Berkata ‘Abdul Qohir Al-Baghdadi -semoga
Alloh merahmatinya-: “Dan mereka sepakat tentang berhentinya bumi, dan
tenangnya. Dan bergeraknya terjadi karena adanya sebab seperti gempa
atau semisalnya.” [lihat “Al-Farq bainal Firoq” (hal.318)]
Berkata Al-Qurthubi -semoga Alloh
merahmatinya-: “Dan yang di pegang oleh kaum muslimin dan Ahlul Kitab
adalah perkataan bahwasanya berhentinya bumi serta terbentangnya. Dan
bergeraknya di karenakan pada saat adanya gempa bumi.” [lihat Tafsir
Al-Qurthubi pada surat Ar-Ro’d:3]
Berkata Asy-Syaikh At-Tuwaijiri -semoga
Alloh merahmatinya-: “Dan ini jelas tentang hikayat Ijma’ dari Muslimin
dan Ahlul Kitab tentang tetapnya bumi dan diamnya.” [lihat “Ash-Showa’iq
Asy-Syadidah” (hal.54)]
Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrohim
Alu Syaikh -semoga Alloh menjaganya-: “Dan perkataan bahwa bergeraknya
bumi adalah bathil, karena perkataan tersebut hampir-hampir tidak ada
dalil satu pun yang bisa di terima…” [lihat “Fatawa wa Rosa’il Muhammad
bin Ibrohim Alu Syaikh” (13/99)]
Bab 5
Hukum ucapan tentang tetapnya matahari dan berputarnya bumi
Hukum ucapan tentang tetapnya matahari dan berputarnya bumi
Berkata Asy-Syaikh Bin Baz -semoga Alloh
merahmatinya-: “Kaum muslimin sepakat tentang bumi tenang dan matahari
berputar…-sampai perkataan beliau- dan orang yang mengatakan tentang
berputarnya bumi mengelilingi matahari, serta berpendapat dengan
bahwasanya matahari diam adalah kufur,
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
“Dan matahari berjalan ditempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan Al-‘Aziz Al-‘Alim (yang Maha Perkasa
lagi Maha mengetahui).” [QS. Yasin:38]. (selesai) [lihat “Syarh Kitabut Tauhid” (hal.202)].
Berkata Asy-Syaikh Abu ‘Amr Al-Hajuri
-semoga Alloh menjaganya-: -setelah menyebutkan perkataan Asy-Syaikh Bin
Baz -semoga Alloh merahmatinya- “Di karenakan orang yang mengatakan
tentang bergeraknya bumi serta berputarnya, dan diamnya matahari
berlawanan dengan dalil-dalil yang shohih dan jelas. Dan ketika
menetapkan (hukum kafir) secara individu di haruskan dengan terpenuhinya
syarat dan tidak adanya penghalang takfir. Alloh subhanahu wa ta’ala
berkata:
وَمَا كَانَ اللّهُ لِيُضِلَّ قَوْماً بَعْدَ إِذْ هَدَاهُمْ حَتَّى يُبَيِّنَ لَهُم مَّا يَتَّقُونَ إِنَّ اللّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dan Alloh sekali-kali tidak akan
menyesatkan suatu kaum, sesudah Alloh memberi petunjuk kepada mereka
sehingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi.
Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui segala sesuatu.” [QS. At-Taubah:115]
Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrohim
Alu Syaikh -semoga Alloh menjaganya-: “Dan yang mengatakan bahwasanya
matahari tidak berputar kafir, kekafiran yang memindah dari agama karena
penyelisihannya terhadap Al-Qur’an.” [lihat “Fatawa wa Rosa’il Muhammad
bin Ibrohim Alu Syaikh” (13/99)]
Berkata Asy-Syaikh Bin Baz -semoga Alloh
merahmatinya-: “. Hanya saja aku mengkafirkan yang mengatakan matahari
tetap tidak beredar karena perkataan ini bertentangan dengan sesuatu
yang jelas dari Al-Qur’an Al-Karim dan As-Sunnah Muthohharoh Ash-Shohiha
yang keduanya menunjukkan tentang bahwasanya matahari dan bulan
beredar…” [lihat “Majmu’ Fatawa Ibnu Baz” (9/228) telah lewat pada bab
sebelumnya]
Sumber : http://isnad.net/katakanlah-matahari-berputar-bumi-diam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar